Tahun ini benar-benar tahun penuh perhatian, perjuangan, dan pengorbanan untuk semua orang di Indonesia termasuk hubungan kami. Aku yang masih berjuang mendapatkan pekerjaan semakin susah untuk mendapatkan pekerjaan karena pandemi ini, kekasihku yang sedang bekerja ikut kena imbas dari pandemi ini. Entah kapan pandemi ini akan selesai, akupun tak tau. Berharap secepatnya selesai dan semua kembali normal.
     Selain membuatku sulit mendapat pekerjaan dan kekasihku kehilangan pekerjaan, juga membuat kekasihku meninggalkan kota di mana kita bertemu. Dia pulang ke rumah orang tuanya di Jombang, Jawa Timur. Sedih rasanya harus menjalani hubungan dengan jarak jauh seperti ini, karena sebelum semuanya seperti ini aku dan dia hampir setiap hari menghabiskan waktu bersama. Pandemi ini memang benar-benar membuatku gila, bahkan bukan cuma aku tetapi banyak orang.
Sudah satu bulan lebih empat hari dia pindah ke Jombang. Memang beberapa hari lalu kami bertemu karena sudah tak bisa menahan rindu, tapi waktunya hanya sebentar. Sedih rasanya jauh dari orang yang ku sayangi, orang yang selalu ada dikala butuh, orang yang selalu menemani kemana-mana. Sekarang rutinitasku dan dia berubah, tidak lagi selalu berdua. Kini aku hanya bersama handphone dan laptopku saja. Jika rindu tak bisa apa-apa, hanya bisa videocall saja.
Begini rasanya hubungan belum dipersatukan dengan pernikahan, pindah kota tidak bisa ikut. Kenapa ngga nikah? seandainya menikah seperti membeli permen, tanpa ada banyak pertimbangan-pertimbangan lainnya mungkin sekarang kami sudah menikah. Lucunya karena pandemi ini jika kami suatu saat dipersatukan akan ada banyak cerita yg akan diceritakan kepada anak kami nanti. Betapa hancur dan sedihnya Indonesia karena pandemi.


 

